CEO Jensen Huang Kekecewaan China Larang Perusahaan Teknologi Beli Chip Nvidia

Internasional44 Dilihat

Jakarta, Okekiri – Pemerintah China dilaporkan melarang perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka di negara tersebut untuk membeli chip buatan Nvidia, perusahaan semikonduktor asal Amerika Serikat. Langkah ini diambil Beijing sebagai bagian dari strategi untuk mempercepat pengembangan chip dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap teknologi asing.

Menurut laporan Financial Times, larangan tersebut disampaikan oleh otoritas dunia maya China, Cyberspace Administration of China (CAC), kepada sejumlah perusahaan teknologi besar seperti ByteDance pemilik TikTok dan Alibaba. CAC meminta perusahaan-perusahaan tersebut untuk menghentikan uji coba terhadap chip kecerdasan buatan (AI) buatan Nvidia yang sebelumnya telah dirancang khusus untuk pasar China.

CEO Nvidia Jensen Huang menyampaikan kekecewaannya terhadap kebijakan yang diambil China.

“Kami akan tetap mendukung pemerintah dan perusahaan-perusahaan China sesuai keinginan mereka,” ujar Huang seperti dikutip CNBC, Kamis (18/9).

Huang, yang diketahui memiliki kekayaan hingga 154,3 miliar dollar AS atau setara lebih dari Rp2.546 triliun, menegaskan bahwa kontribusi Nvidia terhadap pasar China lebih besar dibandingkan dengan kebanyakan negara lain.

“Dan saya kecewa dengan apa yang saya lihat. Tapi mereka memiliki agenda yang lebih besar untuk diselesaikan antara China dan Amerika Serikat, dan saya mengerti hal itu,” lanjutnya.

Diketahui, beberapa perusahaan China sebelumnya telah memesan puluhan ribu unit chip RTX Pro 6000D dan mulai melakukan uji coba bersama pemasok server Nvidia. Namun, menurut laporan Reuters, minat terhadap chip tersebut di pasar China relatif terbatas. Banyak perusahaan teknologi besar di sana memilih untuk tidak menggunakan chip itu dalam produk mereka.

Akibat kebijakan ini, saham Nvidia di bursa Wall Street tercatat turun lebih dari 2,6 persen. Penurunan ini terjadi di tengah persaingan ketat pasar komputasi awan global, di mana China merupakan pasar terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Mengutip Al Jazeera, larangan pembelian chip Nvidia muncul hanya beberapa hari setelah pemerintah China menuduh perusahaan tersebut melanggar undang-undang antimonopoli terkait chip H20 produk generasi sebelumnya yang juga dikembangkan khusus untuk pasar China. Tuduhan ini turut memperburuk tensi perdagangan antara dua kekuatan ekonomi dunia tersebut.

Langkah serupa juga sebelumnya dilakukan oleh Amerika Serikat, yang membatasi akses China terhadap teknologi chip canggih. Kebijakan ini mendorong Beijing untuk mempercepat upaya memperkuat industri semikonduktornya secara mandiri. Namun demikian, hal ini juga berisiko menekan pertumbuhan perusahaan teknologi global, termasuk Nvidia, yang selama ini bergantung pada pasar China.

Saat ini, Jensen Huang tengah berada di London untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris. Nvidia dijadwalkan akan menyuplai chip untuk proyek infrastruktur AI yang didukung oleh pemerintahan Trump, dan dipimpin oleh perusahaan riset AI, OpenAI.

“Saya akan bertemu dengannya malam ini, dan dia mungkin akan bertanya tentang perkembangan ini,” ujar Huang.

Meski menghadapi tantangan besar di pasar China, Huang menegaskan bahwa Nvidia tetap berkomitmen untuk mendukung kebijakan yang diambil oleh kedua negara.

“Nvidia akan terus mendukung kebijakan kedua negara tersebut seiring mereka menyelesaikan masalah-masalah geopolitik yang ada,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *